Pengikut

Kamis, 15 Oktober 2015

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN




   A.   TENTANG MEA.
 
     MEA adalah sebuah kesepakatan antara negara-negara ASEAN. Dalam terbentuknya melalui proses yang bisa dikatakan agak lama, yaitu saat mulai muncul gagasan ini pada tahun 1997 pada sidang KTT ASEAN di Kuala Lumpur saat itu. Dan terus dibahas pada sidang KTT ASEAN setelahnya, dengan mulai disepakati secara simbolis saat KTT ASEAN tahun 2007 di Filipina. Pada awalnya MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional ASEAN ditahun 2020, tapi setelah itu dipercepat menjadi akhir tahun 2015 atau tepatnya 31 Desember 2015  yang diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dengan adanya penandatanganan deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN tahun 2015. MEA sendiri akan mengikat suatu peraturan dagang yang bebas di ASEAN, artinya masyarakat ASEAN saling terintegrasi bebas melakukan kegiatan ekonomi di kawasan regional, entah orang Thailand ingin melakukan usaha ekonomi di Indonesia atau sebaliknya pun sah-sah saja.
   B.   PENGARUH MEA BAGI INDONESIA.

Dengan adanya MEA, menjadi suatu tantangan bagi semua masyarakat ASEAN, yang dalam hal ini akan sangat berpeluang mengubah nasib masyarakatnya, termasuk Indonesia sendiri. Dengan kondisi ekonomi  Indonesia akhir-akhir ini tentu dengan diberlakukannya MEA diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Aspek ekonomi tentu akan menerima pengaruh yang sangat signifikan. Namun kita tidak dapat menyimpulkan sejauh mana pengaruhnya karena belum diterapkan untuk saat ini. Tapi dengan melihat berbagai aspek kehidupan di ASEAN dewasa ini, ada beberapa dampak positifnya bagi Indonesia, yaitu:
1.     Akan mendorong arus investasi dari luar masuk ke Indonesia yang bagus untuk pengembangan infrastruktur.
2.     Akses terhadap bahan produksi semakin mudah karena pasar tunggal membuat adanya suatu kerjasama perusahaan-perusahaan kawasan.
3.     Memberikan peluang Indonesia untuk mempercepat perpindahan SDM dan modal yang merupakan faktor produksi yang penting.
Itu merupakan beberapa dampak positifnya, namun tentu saja semua tidak akan berjalan sesuai rencana. Ada hal-hal yang merugikan bagi indonesia dengan adanya MEA itu sendiri kalau dilihat dari keaadan Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut:
1.     Laju peningkatan Ekspor dan Impor, Indonesia berada pada urutan ke-4 negera pengekspor di ASEAN, sedangkan untuk impor berada diurutan ke-4, hal ini jika tidak diperhatikan tentu akan meningkatkan defisit neraca perdagangan.
2.     Laju inflasi semakin tinggi. Jika dibandingkan, inflasi Indonesia masih tinggi dari negara-negara ASEAN. Namun ini tergantung dari kesiapan Indonesia sendiri.
3.     Harus meningkatkan SDM. Indonesia memiliki sumber alam yang melimpah, namun saat ini tidak dibarengi dengan kualitas SDM-nya. Dan jika tidak segera dilakukan perubahan, maka bisa saja menjadikan dilema bagi Indonesia, karena menjadi penonton pengeksploitasian sumber alamnya.
Diatas merupakan beberapa pengaruh dari MEA. Meskipun begitu, itu semua tergantung dari kesiapan pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri untuk menentukannya. Kesiapan yang matang sangatlah penting, karena kita nantinya akan bersaing dengan semua anggota ASEAN.

   C.   BEKAL DALAM MENGHADAPI MEA.

Karena MEA merupakan komunitas perdagangan bebas yang mencakup manusia(tenaga kerja), barang, dan jasa tidak ada lagi batasan, maka perlu adanya persiapan dari segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa ada sesuatu yang dijadikan sebagai tonggak dalam menghadapinya, kita tidak bisa mengharapkan lebih. Dengan melihat kenyataan bahwa indonesia memiliki banyak keunggulan mulai dari sumber alam melimpah, jumlah penduduk terbesar, lokasi yang strategis dengan banyaknya dermaga, tentu menjadikan Indonesia sebagai sasaran utama masyarakat ASEAN karena Indonesia mampu menjadi pundi-pundi keuntungan bagi mereka. Nah, oleh sebab itu tentunya kita mau kalau nantinya Indonesia banyak memberi keuntungan untuk mereka. Maka kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya agar kita siap bersaing:
1.     Percepatan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia(KKNI) dan Standar Kompetisi Kerja Nasional Inonesia(SKKNI).
2.     Percepatan penerapan sertifikasi kompetensi kerja bagi pekerja indonesia yang diakui secara nasional maupun internasional.
3.     Pengendalian Tenaga Asing(TKA) yang masuk ke Indonesia.
           Dalam hal ini, pemerintah telah membentuk balai latihan kerja dan Badan           Nasional Sertifikasi Profesi untuk menyiapkan hal-hal di atas. Dengan adanya sinergi dari berbagai aspek, diharapkan adanya suatu keuntungan bagi Indonesia nantinya.
          Keuntungan yang diperoleh masyarakat Indonesia dalam hal ini sangatlah banyak. Dengan suatu konsep dari MEA itu sendiri, kita sebagai masyarakat Imdonesia dapat memperoleh barang yang kita inginkan dengan mudah, lapangan kerja yang banyak tapi harus punya skill yang hebat karena persaingan yang ketat, kita dapat memasarkan barang kita ke ASEAN dengan bebas, kemudahan berkeliling ASEAN bagi yang suka traveling dan masih banyak lainnya.
   D.   LANGKAH PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MEA.

Indonesia punya segala keunggulan yang tidak dipunyai negara ASEAN lainnya, misalnya sumber alam kita sangat jauh diatas. Ini adalah suatu modal alami bagi kita dalam menghadapi MEA. Indonesia juga punya penduduk yang jumlah jauh diatas negara ASEAN atau hampir setengah dari total jumlah penduduk ASEAN saat ini. Dari berbagai indikator yang ada, Indonesia sangat mungkin menjadi pusat ekonomi MEA dan hal ini sangat menguntungkan jika pemerintah kita mampu mengoptimalkannya dengan baik. Kita lihat saja apa yang kita tidak miliki, kita punya lautan yang luas, punya lahan perkebunan yang luas, lahan pertanian juga luas, hasil hutan melimpah, hasil tambang pun demikian, jadi tidak ada alasan untuk Indonesia tidak menjadi kekuatan superior di ASEAN nantinya. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang matang dengan memperhatikan peluang yang kita miliki serta tantangannya. MEA memberikan peluang sebesar-besarnya bagi negara anggota ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi,, meningkatkan daya tarik bagi investor dan wisatawan, memperbaiki fasilitas perdagangandan bisnis serta mengurangi biaya transaksi perdagangan. Kita akan membahas masalah yang dihadapi Indonesia saat ini, diantaranya:


1.     Infrastruktur.
Pemerintah harus membangun dan memperbaiki infrastruktur yang telah ada agar biaya produksi bisa lebih efisien. Bebrapa infrastruktur yang telah dibangun meliputi penataan maupun pembangunan baru pelabuhan dan bandara, perbaikan jalan, penambahan jalur kereta api yang mnghubungkan kota-kota strategis. Namun kenyataannya pembangunan infrastruktur masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor: anggarannya rendah, konflik kepentingan pemangku kebijakan, koordinasi yang sulit antara pihak terkait.
2.     Biaya logistik.
Dampak dari minimnya infrastruktur berpengaruh pada semakin mahalnya biaya logistik di Indonesia. Perdagangan menjadi kurang efisien mengingat biaya logistik yang mahal dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya, yang dibebankan sebesar 14%, padahal wajarnya hanya 7%. Dan biaya ini belum memperhatikan biaya antara dan jauhnya jarak tempuh. Dengan pengurangan biaya logistik, maka permasalahan dalam bidang perdagangan dihara[kan dapat teratasi sehingga menaikkan daya saing dari produsen Indonesia.
3.     Sumber Daya Manusia.
Kualitas dari SDM ditentukan oleh pendidikannya disamping softskill yang dimiliki individu. Keduanya harus saling bersinergi agar mampu menghasilkan kualitas SDM yang bagus. Namun kenyataan bahwa SDM terbanyak adalah lulusan SD, sehingga pekerja Indonesia kebanyakan dilirik menjadi buruh diperusahaan. Hal ini memang bagus, tapi juga dibutuhkan seorang yang berjiwa manajer karena banyak keuntungan jika SDM kita menjadi orang-orang penting dalam suatu perusahaan nantinya. Pekerjaan rumah yaitu untuk memeratakan dan mempermudah pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, upaya pemerintah untuk menaikkan kualitas SDM bisa dengan cara mengirim tenaga kerja lokal untuk mengikuti pelatihan di dalam maupun di luar negeri, dan pemerintah harus memperketat izin phk yang diajukan oleh suatu perusahaan agar pekerja semangat menjalani profesinya.
4.     UMKM(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Dalam krisis moneter sekalipun, UMKM tetap mampu bertahan dan terus berkembang, hal ini pun dapat meningkatkan daya saing. Namun demikian, UMKM masih berada pada area yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ketiadaan pendampingan oleh pemerintah untuk menstandarkan produk lokal dan menginternasionalkan UMKM, membuat UMKM sulit bersaing dan kalah pada pasar lokal. Pemerintah harus mengupayakan meningkatkan wawasan dan kualitas pendidikan pelaku UMKM sehingga diharapkan akan mampu bersaing dengan produk-produk dari ASEAN, salah satu contohnya adalah kerajinan tangan, furniture, dan industri lainnya.

Nah, dengan tahu masalah saat ini, pemerintah harus membuat suatu langkah untuk mengejar agar tidak tertinggal dari negara ASEAN lainnya. Langakah-langkah itu yaitu:
1.     Penyesuaian.
Persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual(reformasi regulasi), contohnya upaya pemerintah dalam peningkatan perlindungan konsumen dan upaya integrasi perizinan pelayanan satu atap perlu dilakukan lebih dinamis agar lebih efektif.
2.     Peningkatan kualitas.
Yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM baik dalam birokrasi, dunia usaha, maupun profesional lainnya. Selain itu, juga dari infrastruktur harus juga ditingkatkan.
3.     Penguatan.
Dalam hal ini perlu penguatan dari berbagai aspek, misalnya UMKM pada umumnya untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
4.     Menciptakan.
5.     Pengembangan.
   E.   MEA DALAM BIDANG PERTANIAN.
Pada tahun 2015 Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean dimana sektor pertanian harus siap bersaing dengan pertanian negara ASEAN lainnya. Namun masih ada beberapa permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia, yaitu pertama masalah lahan yang terkait dengan ketersediaan lahan, laju konversi, kualitas, kecilnya luas garapan serta status lahan garapan oleh petani. Yang kedua merupakan masalah yang sudah tak asing lagi, yaitu infrastruktur yang kurang mendukung misalnya keterbatasan irigasi dan transportasi untuk hasil pertanian di daerah terpencil. Dan yang ketiga adalah permasalahan SDM. Kebanyakan petani kita adalah lulusan SD atau sekolah menengah saja. Disamping itu, pertanian Indonesia juga dihadapkan dengan tantangan antara lain perubahan iklim menjadi tidak menentu, kondisi global yang belum sepenuhnya pulih dari krisis, gejolak harga pangan, pertumbuhan penduduk, dan lainnya. Dan disisi lain pemeritah telah membuat UU untuk menghadapi MEA dengan keluarnya Peraturan Presiden nomor 39 tahun 2014 tentang daftar usaha yang tertutup dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, dipandang hanya akan menguntungkan pihak tertentu saja, bukan petani Indonesia. Oleh karenanya sektor pertanian dinilai kurang siap dalam menghadapi MEA. Walaupun demikian, tetap saja Indonesia bisa meraup keuntungan jika tepat dalam memanfaatkan peluang, mengingat pertanian indonesia sangatlah menjanjikan, tinggal bagaimana nanti sikap petani dan pemerintah dalam menghadapinya. Tentu kita harus melihat sisi positifnya juga, karena MEA juga menguntungkan bagi pertanian Indonesia, yaitu diantaranya:
1.     Penarikan tarif nol persen, ini artinya sangat menguntungkan bagi petani karena biaya masuk ke negara ASEAN gratis. Nah, tinggal pemerintah lah yang bertugas untuk memanfaatkan hasil pertanian dalam negeri untuk di ekspor. Karena sangat tidak memungkinkan bagi petani untuk melakukan kegiatan ekspor sendiri dengan keterbatasan pengetahuan.
2.     Membuat petani lebih bergairah untuk memajukan pertaniannya, karena kebutuhan yang meningkat seiring dengan diberlakukannya pasar bebas tersebut.
3.     Akan menaikkan devisa negara dari ekspor pertanian.
Itulah beberapa sisi positif dari MEA disektor pertanian. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan saudara, sekian terimakasih.


2 komentar: